Pontianak: Gleam Cafe


Salah satu kebiasaan lama di Jogja yang ditinggalkan setelah tinggal di Jakarta adalah rumah makan (pujasera, kafe, dan sejenisnya) hopping. Semua perjalanan di Jakarta adalah gambling. Gambling nanti parkirnya ada ga? Nanti kesananya macet ga? Nanti rasanya enak ga? Kalau enak harga ga masalah mahal... Nah kalau ga enak? Karena pernah di satu kesempatan pergi ke tempat yang sudah macet, parkirnya susah, mahal dan ga enak pula. Sulitnya lagi terkadang orang-orang suka merekomendasikan seolah-olah Jakarta satu tempat yang sederhana. Padahal Jakarta adalah provinsi yang terdiri dari lima kota dan satu kabupaten. Walaupun sama-sama "Jakarta" kalau direkomendasiin harus cari makan ke PIK atau Gading, saya mendingan pulang ke Bogor. :))

Oke, lupakan Jakarta sejenak. Jadi, setelah menyesap kopi penuh nikmat di Aming saya melanjutkan perjalanan (rumah makan hopping) ke Gleam Cafe. Jaraknya cukup dekat dari Aming, jalan kaki sekitar 15-20 menit. Kalau naik kendaraan mungkin hanya lima menit. Menurut data sekunder yang beredar Gleam Cafe adalah tempat makan chaikue paling enak di Pontianak, sebagai peneliti maka saya harus melakukan triangulasi data tersebut. Chaikue kadang disebut juga dengan nama choipan. Chaikue atau choipan adalah makanan yang berasal dari Tionghoa. Kalau dialih bahasa menjadi bahasa Indonesia maka bisa diartikan sebagai kue sayur (chai/choi = sayur, kue/pan = kue). 


chaikue rebus

Chaikue aslinya disajikan rebus, namun ada juga yang disajikan secara goreng. Chaikue di Gleam memiliki lima isian yaitu rebung, bengkuang, kucai, keladi dan kedelai. Bagi saya yang paling enak adalah yang isi rebung dan bengkuang, karena rebung dan bengkuang punya tekstur renyah dan juicy melengkapi kulitnya yang kenyal dan rasa bawangnya yang kuat. Isi daun kucai cocok untuk yang suka ekstra gurih. Keladi dan kedelai sekilas hampir mirip, teksturnya padat dengan rasa khas masing-masing. Penyajian chaikue di Gleam juga unik, calon pembeli harus minimal memesan chaikue sebanyak 15 buah, tidak boleh kurang. Tapi tenang saja, kalau sudah mulai makan nanti akan merasakan bahwa ternyata 15 buah chaikue itu sedikit. Sembari mengobrol santai maka sekejap sudah habis saja.


Selain memesan chaikue saya juga memesan kokue. Kokue merupakan kue talam (kue tepung beras) dengan isian ebi di atasnya. Teksturnya lembut kenyal dengan rasa gurih khas ebi. 


Saya juga sempat memesan keladi telur asin. Begitu melihat penyajiannya saya hanya bisa bergumam ini baru salted egg! Gorengan talas dengan isi telur asin, kenikmatan yang belum pernah saya coba sebelumnya. Ternyata keladi digoreng bisa masuk kombinasinya dengan rasa telur asin, sebuah penemuan yang menyenangkan.


Keladi atau talas banyak digunakan sebagai bahan makanan di Pontianak. Padahal di Bogor juga banyak talas tapi belum pernah lihat yang mengolahnya jadi chaikue atau bola keladi. Mungkin perlu ada studi banding antara kota Bogor dan Pontianak sebagai sister city dalam pertalasan agar khazanah kuliner talas kita semakin mantap. Terakhir, Gleam Cafe ini halal jadi tidak perlu ragu menyempatkan untuk datang jika ke Pontianak.

-----

Gleam Cafe

Jalan Tamar No. 3 Pontianak

Chaikue rebus/buah: 1k
Keladi isi telur asin: 18k
Ko Kue Hebi: 5k

-----

Lebih dekat dengan hungerranger, follow:


Komentar