Rutin Checkup, Cegah Penyebaran Hoax Makanan



Hoax tidak hanya didominasi berita politik. Dunia kuliner pun tidak ketinggalan diserang hoax. Biasanya yang paling umum adalah hoax berita keterkaitan suatu makanan dengan kesehatan atau penyakit. Sebut saja makanan kaleng ber-HIV, kemudian buah disuntik HIV pun juga ada. Sering pula berita hoax menggunakan rumus yang standar yaitu: "dilarang makan (masukkan nama makanan pertama) dan makan (masukkan nama makanan kedua) bersamaan atau dicampur karena akan menyebabkan penyakit (masukkan nama penyakit sesuai selera)" Entah apa motivasi mereka membuat berita aneh-aneh. Saking banyaknya berita hoax, rasanya sampai tidak ingin makan apa-apa lagi karena semua makanan nampaknya membawa penyakit...

Untuk memberantas hoax diperlukan kesadaran diri dalam meningkatkan edukasi dan literasi. Sebelum menyebarkan suatu berita cobalah untuk menelaah terlebih dahulu mengenai kebenarannya. Berita mengenai makanan berbahaya bagi kesehatan pasti sudah akan muncul lebih awal di media berita besar. Kebiasaan menyimpulkan sesuatu terlalu cepat juga mesti dikurangi. Salah satu hoax populer yang diteruskan secara turun temurun adalah melarang anak-anak untuk makan mi, karena nanti ususnya ditakutkan menjadi keriting. Kenyataannya waktu saya kerja di Laos, makanan pokok warganya justru adalah mi, hampir tiap hari saya makan olahan mi. Jadi hoax bukanlah perilaku yang eksklusif di era digital melainkan sudah ada dari lama. 

Segala yang berkaitan dengan makanan dan kesehatan anda, sangat dianjurkan untuk memeriksakan diri kepada dokter. Dokter adalah profesional yang lebih tahu hubungan antara makanan, pola makan dan efeknya terhadap tubuh anda. Dengan rutin checkup kita bisa mengurangi hoax kuliner bersama, baik hoax digital ataupun konvensional. Tentunya senang bukan, lepas dari was-was dan menjalankan kehidupan yang lebih sehat?

-----

Lebih dekat dengan hungerranger, follow:


Komentar

  1. Setuju tuh, gegara berita makanan ini ga boleh campur ini campur itu karena begini begitu, akhirnya jadi ga ingin makan apa-apa lagi. Soal masak mie instant aja ada dua kubu. Katanya rebusan pertama harus dibuang. Katanya jangan dibuang -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Air rebusan boleh pakai yang pertama ataupun yang kedua
      yang penting jangan bumbunya dibuang.........
      ntar hambar mienya :))

      Hapus
  2. Pernah dulu ada info tentang tahu dan atau bakso. Mungkin memang benar pada pelakunya,tapi tidak berarti semuanya sama. Dampaknya cukup luar biasa waktu itu. Yang berdagang jadi kena imbas.
    Justru blog kuliner seperti inj yang menjadi solusi, baik dari sisi pengusaha sebagai referensi sumber ide, dari sisi penikmat juga demikian. Dan seperti mitos mie, blogger kuliner bisa sebagai penyeimbang info secara positif.
    Ulasan menarik, sayangnya tidak ada foto makanannya... Coba toge goreng post sebelah dipasang dsini, menggoda sekali :-)
    Keep sharing :-) @ge1212y

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang gambarnya sudah muncul, kemarin ga muncul soalnya via blogger mobile. :D

      Hapus
  3. Nah ini, Hoax makanan bikin jadi ilfil mau jajan di luar, padahal sangat menggoda selera, haha

    Bener-bener ya yang nyebarin hoax asli kurang kerjaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. berarti efek baiknya, jadi lebih rajin masak makanan sendiri di rumah ya Mbak. hehehee

      Hapus
    2. Sisi positifnya jadi hati2 milih makanan, yang jelas ga semua jajanan di luar berbahaya hehehe

      Hapus

Posting Komentar