Jakarta: Cak Syamsi


Suatu malam seusai kerja saya diajak makan sate. Sudah lama tidak makan sate saya pun mengiyakan, lokasinya tidak jauh pula dari kantor. Tanpa ekspektasi saya pergi dan mengira bahwa malam ini akan biasa aja seperti bagaimana malam-malam pulang kantoran lainnya.

Dari luar terlihat sudah ada beberapa orang mengantri. Jam menunjukkan pukul 6:30, sepertinya baru buka sebentar namun peminatnya sudah bersabar menunggu. Sekitar setelah maghrib sate baru mulai dibakar. Karena malas berpikir mencari tempat makan lain jadi saya tunggu saja walaupun menunggu.


Perlahan, beberapa penunggu antrian pulang dengan membawa bungkusan. Giliran saya pun tiba, sate ayam saya datang. Penampakan 10 sate yang baru selesai dibakar ditambah dengan nasi panas membuat saya bergairah. Potongannya besar, bercampur antara daging, ati, usus dan kulit ayam. Saya suka variasi yang tidak hanya daging membuat makan tidak membosankan. Gelimangan bumbu kacangnya legit. Menambahkan sambal memperkaya rasa, tanpa menghilangkan karakter asli bumbu kacang. Kuah sup bisa diminta secara gratis, apabila anda tidak ingin nasi terlalu kering. Namun saya kurang cocok dengan kuah supnya yang seperti gule Jogja, karena hakikatnya lebih cocok untuk klathak.

Sudah lama tidak menemukan sate ayam yang impresif seperti ini. Saya merasa puas, menemukan tempat makan enak di sekitar kantor membuat letih kerja berkurang signifikan. Direkomendasikan bagi yang ingin makan sate ayam.

-----

Sate Khas Madura Cak Syamsi

Jalan Rawajati Timur
(200m Stasiun Pasar Minggu Baru arah Plaza Kalibata kanan jalan)

Sate Ayam: 20rb
Nasi putih: 5rb

-----

Lebih dekat dengan hungerranger, follow:




Komentar